(Catatan Perjalanan Hidup : From Emperan To Empire)
sudah satu minggu usaha jualan pulsa, baju bola dan kerudung saya jalankan. namun hingga hari ke enam pembeli tak kunjung datang. rasa ingin menyerah sudah mulai hinggap dalam pikiran. Maklum ini adalah pengalaman pertama saya berwirausaha setelah sembuh dari sakit. perasaan untuk menutup usaha yang baru seminggu digeluti bukannya tanpa alasan. ada beberapa alasan yang melandasi pikiran saya untuk menutup usaha in. Pertama : toko kiri dan kanan saya yang sebelumnya tidak berjualan pulsa, tiba-tiba ikut-ikutan berjualan pulsa. kedua : toko kiri dan kanan saya buka selama 16 jam, karena pemilik tokonya memilih untuk tidur di tokonya, sedangkan saya hanya buka selama 8 jam. dan memilih untuk pulang kerumah. ketiga : ini adalah usaha ujicoba saya. saya tidak ada beban untuk mempertahankan toko karena saya bayar per bulan. jadi sewaktu-waktu saya bisa pergi begitu saja begitu melihat usaha yang saya jalankan tidak berjalan dengan lancar. berbeda dengan mereka yang menyewa toko selama setahun atau lebih. mereka harus fight membalikkan modal sewa mereka.
siang itu seusai solat dzuhur tiba-tiba muncul ide dalam pikiran untuk membeli sebuah etalase. saya berpikir barngkali dengan berjualan memakai etalase, usaha saya memiliki nilai tambah daripada pesaing saya. saya melihat tetangga kanan kiri saya yang berjualan pulsa tidak memakai etalase. mereka hanya pasang bener besar-besar. tetapi tidak ada kesan mereka jualan pulsa. toko mereka bukan seperti konter kebanyakan. melainkan hanya toko sembako yang ditambahi jualan pulsa.
siang itu saya berpikir " saya harus memenangkan kompetisi pasar ini. tidak ada kata menyerah." saya putuskan untuk menutup toko lebih awal untuk membeli sebuah etalase. sayapun mulai bertanya ke sebuah toko kaca yang membuat etalase. "kalau ukuran panjang satu meter harganya Rp.800 ribu bang." kata penjual kepada saya. saya kaget mendengar harga etalase yang begitu mahal. harga itu tergolong sangat mahal bagi saya karena hanya punya uang 400 ribu. uang itupun untuk modal persiapan belanja baju minggu depan. saya putuskan untuk bertanya di toko yang berbeda. alhasil, harganya pun sama. malah lebih mahal lagi. saya mengelus dada dan pulang dengan kepala tertunduk, mirip dengan gaya pemain timnas yang kalah di laga final melawan malaysia.
saat pikiran sedang kusut, istri datang. sayapun menceritakan apa yang terjadi pada diri saya sepanjang hari itu. saya berharap ada kata-kata yang menenangkan jiwa saya yang terucap dari bibir istri saya. "Sabar bang, Insya Allah ada jalan keluarnya. kita minta sama Allah karena Dia sang Pemilik Segalanya." kalimat itu keluar seiring dengan kumandang adzan solat ashar. saya mengangguk kemudian beranjak untuk solat ashar di masjid karena hari itu istri saya sedang datang bulan. jadi tidak bisa salat berjamaah dirumah. sebelum keluar dari pintu rumah istri saya sempat berkata. "kita baca salawat yuk. kalau niat kita itu baik pasti akan ada jawaban untuk etalase itu." ucap istriku. aku mengangguk lalu berjalan ke masjid sambil membaca salawat. fadilah salawat mulai terasa saat saya berada di tempat wudhu' masjid. saya melihat ada sebuah etalase bekas yang kayu penyangganya mulai lapuk di rumah haji oscar yang rumahnya bersebelahan dengan masjid. selepas berwudhu' saya coba bertanya pada roni, seorang agen telur yang rumahnya dekat haji oscar. "Kira-kira etalase bekas haji oscar itu mau dijual berapa ya?" tanya saya pada Roni. "kamu mau beli etalase second? punya saya mau dijual kalau kamu mau. saya jual murah saja sama kamu "Jawaban roni membuat saya kaget, karena saya tidak tahu kalau dia punya etalase second yang ingin dia jual dengan harga "miring".
setelah solat ashar saya ikut roni kerumahnya melihat etalase yang dia ingin jual. saya merasa Allah menunjukkan kekuasaanya ketika melihat etalase tersebut. Etalase roni berdiameter tinggi satu meter dengan ukuran panjang satu meter persis seperti yang ada dalam pikiran saya. harga nyapun bersahabat dengan uang yang saya punya hari itu. malah uang saya masih ada sisa 100 ribu. Subhanallah,... Allah memberi sesuai dengan apa yang kita butuhkan bukan dengan yang kita ingnkan. saya semakin yakin kalau solawat itu adalah pengantar doa-doa kita agar terkabul. sebagaimana yang diterangkan dalam al hadits. bahwa barang siapa yang bersalawat kepadaku satu kali maka Allah akan membalas nya dengan sepuluh kali.
sudah satu minggu usaha jualan pulsa, baju bola dan kerudung saya jalankan. namun hingga hari ke enam pembeli tak kunjung datang. rasa ingin menyerah sudah mulai hinggap dalam pikiran. Maklum ini adalah pengalaman pertama saya berwirausaha setelah sembuh dari sakit. perasaan untuk menutup usaha yang baru seminggu digeluti bukannya tanpa alasan. ada beberapa alasan yang melandasi pikiran saya untuk menutup usaha in. Pertama : toko kiri dan kanan saya yang sebelumnya tidak berjualan pulsa, tiba-tiba ikut-ikutan berjualan pulsa. kedua : toko kiri dan kanan saya buka selama 16 jam, karena pemilik tokonya memilih untuk tidur di tokonya, sedangkan saya hanya buka selama 8 jam. dan memilih untuk pulang kerumah. ketiga : ini adalah usaha ujicoba saya. saya tidak ada beban untuk mempertahankan toko karena saya bayar per bulan. jadi sewaktu-waktu saya bisa pergi begitu saja begitu melihat usaha yang saya jalankan tidak berjalan dengan lancar. berbeda dengan mereka yang menyewa toko selama setahun atau lebih. mereka harus fight membalikkan modal sewa mereka.
siang itu seusai solat dzuhur tiba-tiba muncul ide dalam pikiran untuk membeli sebuah etalase. saya berpikir barngkali dengan berjualan memakai etalase, usaha saya memiliki nilai tambah daripada pesaing saya. saya melihat tetangga kanan kiri saya yang berjualan pulsa tidak memakai etalase. mereka hanya pasang bener besar-besar. tetapi tidak ada kesan mereka jualan pulsa. toko mereka bukan seperti konter kebanyakan. melainkan hanya toko sembako yang ditambahi jualan pulsa.
siang itu saya berpikir " saya harus memenangkan kompetisi pasar ini. tidak ada kata menyerah." saya putuskan untuk menutup toko lebih awal untuk membeli sebuah etalase. sayapun mulai bertanya ke sebuah toko kaca yang membuat etalase. "kalau ukuran panjang satu meter harganya Rp.800 ribu bang." kata penjual kepada saya. saya kaget mendengar harga etalase yang begitu mahal. harga itu tergolong sangat mahal bagi saya karena hanya punya uang 400 ribu. uang itupun untuk modal persiapan belanja baju minggu depan. saya putuskan untuk bertanya di toko yang berbeda. alhasil, harganya pun sama. malah lebih mahal lagi. saya mengelus dada dan pulang dengan kepala tertunduk, mirip dengan gaya pemain timnas yang kalah di laga final melawan malaysia.
saat pikiran sedang kusut, istri datang. sayapun menceritakan apa yang terjadi pada diri saya sepanjang hari itu. saya berharap ada kata-kata yang menenangkan jiwa saya yang terucap dari bibir istri saya. "Sabar bang, Insya Allah ada jalan keluarnya. kita minta sama Allah karena Dia sang Pemilik Segalanya." kalimat itu keluar seiring dengan kumandang adzan solat ashar. saya mengangguk kemudian beranjak untuk solat ashar di masjid karena hari itu istri saya sedang datang bulan. jadi tidak bisa salat berjamaah dirumah. sebelum keluar dari pintu rumah istri saya sempat berkata. "kita baca salawat yuk. kalau niat kita itu baik pasti akan ada jawaban untuk etalase itu." ucap istriku. aku mengangguk lalu berjalan ke masjid sambil membaca salawat. fadilah salawat mulai terasa saat saya berada di tempat wudhu' masjid. saya melihat ada sebuah etalase bekas yang kayu penyangganya mulai lapuk di rumah haji oscar yang rumahnya bersebelahan dengan masjid. selepas berwudhu' saya coba bertanya pada roni, seorang agen telur yang rumahnya dekat haji oscar. "Kira-kira etalase bekas haji oscar itu mau dijual berapa ya?" tanya saya pada Roni. "kamu mau beli etalase second? punya saya mau dijual kalau kamu mau. saya jual murah saja sama kamu "Jawaban roni membuat saya kaget, karena saya tidak tahu kalau dia punya etalase second yang ingin dia jual dengan harga "miring".
setelah solat ashar saya ikut roni kerumahnya melihat etalase yang dia ingin jual. saya merasa Allah menunjukkan kekuasaanya ketika melihat etalase tersebut. Etalase roni berdiameter tinggi satu meter dengan ukuran panjang satu meter persis seperti yang ada dalam pikiran saya. harga nyapun bersahabat dengan uang yang saya punya hari itu. malah uang saya masih ada sisa 100 ribu. Subhanallah,... Allah memberi sesuai dengan apa yang kita butuhkan bukan dengan yang kita ingnkan. saya semakin yakin kalau solawat itu adalah pengantar doa-doa kita agar terkabul. sebagaimana yang diterangkan dalam al hadits. bahwa barang siapa yang bersalawat kepadaku satu kali maka Allah akan membalas nya dengan sepuluh kali.