Ilustrasi |
Jika dilihat dari sudut pandang kelemahan, mamang koperasi syariah serba lemah jika dibandingkan dengan koperasi kredit konvesional di Kalimantan Barat. Tapi saya dan teman-teman pengurus koperasi syariah Mitra Masyarakat tetap optimis bahwa koperasi syariah bisa tumbuh dan memiliki daya saing dengan koperasi kredit konvensional. Memang tidak masuk akal kalau di analisis dengan metode SWOT kepanjangan dari Strength, Weakness, Opportunity and Threats. Satu-satunya alat analisis yang paling tepat dipakai ketika melakukan perencanaan strategis (strategic planning) adalah metode analisis Iman.
Kita harus yakin bahwa ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang sudah dirancang sempurna oleh Allah spesial untuk umat Islam. Tidak usah pakai trial and error. Karena Sistem Ekonomi ini sudah sempurna. Kita tinggal meyakini saja kemudian dijalankan.
Contoh sederhana dari kedahsyatan Ekonomi Syariah bisa kita lihat dari kasus Patungan Usaha dan Asset milik ustad Yusuf Mansur. Sebelum dihentikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena masalah legalitasnya, Patungan usaha itu berhasil menghimpun dana ummat hingga 20 miliar hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun. Dan berhasil membeli Hotel Topas yang kemudian dirubah namanya menjadi Hotel Siti. Sebuah hotel yang lokasinya sangat strategis karena dekat dengan kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Allah memang selalu mempermudah setiap ikhtiar manusia apabila diniatkan untuk ibadah. Bahkan, dalam setiap Musyarakah plus 1 nya ada Allah selama seorang diantara mereka yang berserikat tidak menghianati temannya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Nabi berkata : Rahmat Allah tercurah atas dua pihak yang sedang bekerja sama selama mereka tidak melakukan penghianatan, manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahan pun akan sirna daripadanya.
Tentang hadits ini saya pernah diberitahu oleh sahabat saya Imam Buhori, yang juga anggota Koperasi Syariah Mitra Masyarakat. Menurut dia kata rahmat diakhiri dengan huruf ta marbutoh. Marbutoh sendiri bermakna mengikat, maka Rahmat berarti mengikat dua hal. “Seumpama sifat Ar-Rahman itu di ibaratkan bapak dan Ar-Rahim adalah ibu, maka marbutoh (ikatan) nya adalah anak.” Ungkapnya pada saya. Kalimat pengandaian itu membuat saya jadi mengerti bahwa betapa sempurnanya bahasa arab, sampai hurufnya saja memiliki arti dan falsafah tersendiri.
Sebagai ketua dewan pengurus, saya sering berpesan kepada manajer dan staff agar penyaluran dana musyarakah di dahului dengan pernyataan Ijab qobul. Selain untuk menguatkan proses akad, syirkah antara anggota dan pegawai koperasi mendapat curahan rahmat dari Allah SWT. Tentu saja rahmat Allah yang tercurah tidak selalu berupa uang. Karena sampai saat ini jajaran pengurus dan manajemen masih belum bergaji. Bisa saja rahmat Allah itu berupa kemanan lembaga dari tindak pencurian, kesehatan jasmani dan rohani para pengurus dan pegawai koperasi, dan rahmat-rahmat lain yang sering kali kita tidak pernah sadari.