Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja,
ia menyempurnakan pekerjaannya. (HR. Tabrani )
Prinsip dasar yang Kedua dari 9 Prinsip Pengelolaan Koperasi Syariah Mitra Masyarakat adalah Ahsan (Mutu Kerja Terbaik) atau kita kenal dengan kualitas hasil kerja terbaik merupakan bagian penting dalam pencapaian sebuah organisasi. Prinsip ini menegaskan kepada kita akan pentingnya Keikhlasan, keahlian, kecakapan, kedisiplinan, ketelitian ketekunan, kesabaran, kejujuran dan sikap profesional dalam bekerja.
Berbicara tentang kualitas kerja sering kali kita berkiblat pada Jepang. Konon Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang disiplin dan tingkat kualitas kerja tinggi. Berkat budaya kerjanya itu maka mereka bisa menjadi bangsa yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika.
Orang jepang terkenal dengan kulitas kerja terbaik. Kualitas kerja terbaik ini memiliki peranan penting atas kebangkitan ekonomi jepang, terutama setelah kekalahan Jepang diperang dunia kedua.
Jepang memiliki prinsip kaizen, Prinsip ini mendorong negeri matahari terbit itu memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Setiap pekerjaan perlu dilaksanakan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan. Ketika mereka masuk kerja, tak ada lagi obrolan dan canda, mereka langsung bekerja di depan komputer masing-masing atau sibuk di depan pekerjaan (workstation) masing-masing. Baru ketika tiba saatnya istirahat, mereka hentikan aktivitas masing-masing dan bercanda ria dengan rekan-rekan kerjanya.
Lalu Bagaimana dengan agama Islam itu sendiri, memandang Kualitas kerja?
Seperti penulis sampaikan pada hadits di awal tulisan ini, Bahwa Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang berkualitas. Kualitas kerja (ahsan) mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan. Pesan Pertama, ahsan berarti ‘yang terbaik’ dari apa yang dapat dilakukan. Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap pribadi muslim mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala bidang yang ia kerjakan.
Pesan Kedua ahsan mempunyai makna ‘lebih baik’ dari kualitas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu, dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, Siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka"
Prinsip ahsan ini akan dimiliki manakala seseorang bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa dirinya sedang dilihat oleh Allah SWT.
Pertanyaan selanjutnya, Seperti apa bentuk cinta Allah berkaitan dengan hadits diatas?
Untuk memberikan gambaran kepada kita tentang cinta Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau cinta Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah.
Abdurrahman Idrus Lasyarie dalam bukunya Obat Hati menjelaskan bahwa tanda cinta Allah Kepada hambanya berupa :
1. Terjaga dari dunia
Di antara cinta Allah kepada hambaNya adalah Dia menjaganya dari dunia dengan tipu daya dan kesenangannya yang melenakan. Dia tidak akan membiarkan dunia memakan dan menguasainya. Dia tidak akan membiarkan hambaNya selama 24 jam hanya melihat dunia. Namun akan berusaha agar hambaNya tidak lepas dari mengingat Allah selama 24 jam itu.
2. Keshalehan dan pemahaman agama
Bukti kecintaan Allah adalah Allah akan menjadikan hambaNya menjadi hamba yang shaleh. Disamping itu kecintaannya juga diwujudkan dengan pemberian pemahaman agama. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Saw bersabda: Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia benci. Tetapi Dia tidak memberikan keasadaran beragama kecuali kepada yang dicintai. Maka barang siapa diberi kesadaran agama oleh Allah, berarti ia dicintai olehNya ( HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi)
3. Kelembutan
Diantara tanda kecintaan Allah kepada hambaNya adalah meminjamkan sifat kelembutan itu kepada hambaNya. Dengan ini, Dia akan menjadikan HambaNya sosok yang tenang, tidak emosional, bergejolak karena hal-hal remeh, dan santun dalam bertutur. Nabi Saw bersabda: Jika Allah menginginkan kebaikan penghuni satu rumah, maka Dia masukkan kelembutan (HR Ahmad, Hakim dan Tirmidzi.
4. Satu Kebaikannya Dibalas Dengan Sepuluh Pahala
Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam Surat Al An'am ayat 160, "Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, barangsiapa yang melakukan perbuatan yang jahat maka dia diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
5. Akhir yang baik (Khusnul Khotimah)
Seseorang yang dicintai Allah akan terus dijaga, agar tidak melenceng jalan hidupnya agar selalu sesuai dengan jalanNya. Bila dirinya melenceng, maka Allah akan mengingatkannya untuk tidak keluar dari jalanNya, begitu seterusnya selalu terjaga hingga akhir hayatnya. Itulah akhir yang manis sebagaimana hadist Nabi Saw sebagai berikut : Nabi Saw bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba. Dia akan memaniskannya, Sahabat bertanya: Apa itu memaniskannya, ya Rasulullah ? Ia berkata: Dia akan memberikan ia petunjuk untuk melakukan kebaikan saat menjelang ajalnya, sehingga tetangganya akan meridhoinya.
Prinsip dasar yang Kedua dari 9 Prinsip Pengelolaan Koperasi Syariah Mitra Masyarakat adalah Ahsan (Mutu Kerja Terbaik) atau kita kenal dengan kualitas hasil kerja terbaik merupakan bagian penting dalam pencapaian sebuah organisasi. Prinsip ini menegaskan kepada kita akan pentingnya Keikhlasan, keahlian, kecakapan, kedisiplinan, ketelitian ketekunan, kesabaran, kejujuran dan sikap profesional dalam bekerja.
Berbicara tentang kualitas kerja sering kali kita berkiblat pada Jepang. Konon Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang disiplin dan tingkat kualitas kerja tinggi. Berkat budaya kerjanya itu maka mereka bisa menjadi bangsa yang tingkat ekonominya sejajar dengan negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika.
Orang jepang terkenal dengan kulitas kerja terbaik. Kualitas kerja terbaik ini memiliki peranan penting atas kebangkitan ekonomi jepang, terutama setelah kekalahan Jepang diperang dunia kedua.
Jepang memiliki prinsip kaizen, Prinsip ini mendorong negeri matahari terbit itu memiliki komitmen tinggi pada pekerjaan. Setiap pekerjaan perlu dilaksanakan dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak menimbulkan pemborosan. Ketika mereka masuk kerja, tak ada lagi obrolan dan canda, mereka langsung bekerja di depan komputer masing-masing atau sibuk di depan pekerjaan (workstation) masing-masing. Baru ketika tiba saatnya istirahat, mereka hentikan aktivitas masing-masing dan bercanda ria dengan rekan-rekan kerjanya.
Lalu Bagaimana dengan agama Islam itu sendiri, memandang Kualitas kerja?
Seperti penulis sampaikan pada hadits di awal tulisan ini, Bahwa Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang berkualitas. Kualitas kerja (ahsan) mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan. Pesan Pertama, ahsan berarti ‘yang terbaik’ dari apa yang dapat dilakukan. Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap pribadi muslim mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala bidang yang ia kerjakan.
Pesan Kedua ahsan mempunyai makna ‘lebih baik’ dari kualitas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu, dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung, Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, Siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka"
Prinsip ahsan ini akan dimiliki manakala seseorang bekerja dengan semangat ibadah, dan dengan kesadaran bahwa dirinya sedang dilihat oleh Allah SWT.
Pertanyaan selanjutnya, Seperti apa bentuk cinta Allah berkaitan dengan hadits diatas?
Untuk memberikan gambaran kepada kita tentang cinta Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau cinta Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah.
Abdurrahman Idrus Lasyarie dalam bukunya Obat Hati menjelaskan bahwa tanda cinta Allah Kepada hambanya berupa :
1. Terjaga dari dunia
Di antara cinta Allah kepada hambaNya adalah Dia menjaganya dari dunia dengan tipu daya dan kesenangannya yang melenakan. Dia tidak akan membiarkan dunia memakan dan menguasainya. Dia tidak akan membiarkan hambaNya selama 24 jam hanya melihat dunia. Namun akan berusaha agar hambaNya tidak lepas dari mengingat Allah selama 24 jam itu.
2. Keshalehan dan pemahaman agama
Bukti kecintaan Allah adalah Allah akan menjadikan hambaNya menjadi hamba yang shaleh. Disamping itu kecintaannya juga diwujudkan dengan pemberian pemahaman agama. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Saw bersabda: Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia benci. Tetapi Dia tidak memberikan keasadaran beragama kecuali kepada yang dicintai. Maka barang siapa diberi kesadaran agama oleh Allah, berarti ia dicintai olehNya ( HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi)
3. Kelembutan
Diantara tanda kecintaan Allah kepada hambaNya adalah meminjamkan sifat kelembutan itu kepada hambaNya. Dengan ini, Dia akan menjadikan HambaNya sosok yang tenang, tidak emosional, bergejolak karena hal-hal remeh, dan santun dalam bertutur. Nabi Saw bersabda: Jika Allah menginginkan kebaikan penghuni satu rumah, maka Dia masukkan kelembutan (HR Ahmad, Hakim dan Tirmidzi.
4. Satu Kebaikannya Dibalas Dengan Sepuluh Pahala
Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam Surat Al An'am ayat 160, "Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, barangsiapa yang melakukan perbuatan yang jahat maka dia diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
5. Akhir yang baik (Khusnul Khotimah)
Seseorang yang dicintai Allah akan terus dijaga, agar tidak melenceng jalan hidupnya agar selalu sesuai dengan jalanNya. Bila dirinya melenceng, maka Allah akan mengingatkannya untuk tidak keluar dari jalanNya, begitu seterusnya selalu terjaga hingga akhir hayatnya. Itulah akhir yang manis sebagaimana hadist Nabi Saw sebagai berikut : Nabi Saw bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba. Dia akan memaniskannya, Sahabat bertanya: Apa itu memaniskannya, ya Rasulullah ? Ia berkata: Dia akan memberikan ia petunjuk untuk melakukan kebaikan saat menjelang ajalnya, sehingga tetangganya akan meridhoinya.
terima kasih banyak gan untuk infonya
BalasHapus