Tondu' Majang - INSPIRASI SYARIAH

Rabu, 20 Desember 2017

Tondu' Majang

Kerinduan terhadap tanah pulau Madura seakan kembali menggelora ketika tari tonduk majang ditampilkan untuk menghibur penonton dalam pemilihan Lanceng Praben Kabupaten Kubu Raya tahun 2017. Tepuk tangan penonton menggemuruh saat sejumlah praben melenggak lenggok diatas stage. Sebagian penonton bahkan meringsek kedepan untuk mengabadikan penampilan tari tonduk majang dengan kamera smart phone nya. 


Tari Tondu' Majang memang memiliki kesan tersendiri bagi orang Madura. Disamping tari tersebut merupakan tari khas kesenian madura. Tari Tondu' Majang juga memiliki makna sebagai mana lagu Tondu' Majang sendiri yang memiliki filosofi yang cukup dalam. 

Tondu’ Majang atau sering disebut “Tanduk Majeng” ini mempunyai makna yang dalam tentang karakter masyarakat Madura dalam melaksanakan kesehariannya sebagai nelayan.  Kehidupan mereka sebagai nelayan sangat keras karena harus menghadapi bahaya di laut (atemmo bhabhaja). Untuk menafkahi keluarga, mereka harus berjuang di laut dengan mempertaruhkan nyawa (bhandha nyaba). 

Maka tak ayal lagi, jika dalam lagu tonduk majang tergambar para wanita Madura yang semangat dan gembira untuk menghibur suaminya yang datang dari melaut. Bait bait lagunya menarik untuk kita hayati dan direnungkan, sebagaimana yang tergambar dalam lirik aslinya : 

Ngapotè wak lajârâh è tangalè,
Rèng majâng tantona lah padâ molè
Mon è tengguh deri abid pajâlânnah,
Masè benyak’ah onggu le ollèna
Layar putih mulai kelihatan
Nelayan tentulah sudah pada pulang
Kalau dihitung dari lamanya perjalanan,
Tentu sangat banyak perolehannya
Duuh mon ajâlling odiknah oreng majângan,
Abental ombek asapok angèn salanjânggah
Duuh kalau dilihat kehidupan pencari ikan,
Berbantal ombak berselimut angin selamanya (sepanjang malam)
Olè...olang, paraonah alajârâh,
Olè...olang, alajârâh ka Mâdurâ
Olè... olang, perahunya berlayar,
Olè... olang, berlayar ke Madura
Rèng majâng bennya’ ongggu bâbâjâna,
Kabileng alako bendhe nyabânah.
Nelayan banyak sekali hambatannya
Dapat dikatakan bekerja bermodalkan nyawanya
Olè...olang, paraonah alajârâh,
Olè...olang, alajereh ka Mâdurâ
Olè... olang, perahunya berlayar,
Olè... olang, berlayar ke Madura

Secara filosofis, Tondu' Majang merupakan kiasan yang bermakna bahwa perjuangan masyarakat pesisir di pulau Madura (karena Madura sendiri dikelilingi lautan) mayoritas mereka berprofesi sebagai nelayan. Tidak peduli berangkat melaut ditengah malam, meskipun saat angin angin kencang, dan ombak yang besar, mereka terus berjuang menangkap ikan untuk menghidupi keluarga mereka meskipun nyawa taruhannya. 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus