Kadang perasaan ini diliputi rasa putus asa. Apalagi mengembangkan lembaga keuangan mikro syariah seperti koperasi syariah. Disamping citra koperasi masih buruk di masyarakat. Perkembangan koperasi syariah di Kalimantan Barat juga tidak cukup menggembirakan apabila dibandingkan dengan Kopdit yang dibangun oleh saudara- saudara kita yang non muslim. Malah, yang muslim lebih banyak memilih untuk menjadi anggota Kopdit ketimbang kopsyah ataupun BMT.
TIM Perbankan Syariah IAIN PTK |
Memang, saudara-saudara kita membasarkan kopdit juga tidaklah mudah. Perjuangan mereka dirintis oleh seorang misionaris di tahun 80-an. Adapun kopsyah dan BMT baru dimulai di kalbar sekitar tahun 2000-an. Ada jarak sekitar 20 tahun. Perjuangan membersarkan kopdit juga "berdarah-darah". Mulai dari perlakuan diskriminatif oleh pemerintah hingga cap sebagai misionaris di masyarakat. Tidak semudah yang kita lihat sekarang ini.
Sekarang kantor pelayanan kopdit (credit union) ada dimana-mana, di setiap kabupaten/kota pasti ada. Bahkan hampir di setiap kecamatan, bisa ketemukan. Soliditas di tingkat koperasi sekunder juga sangat kuat. Satu gerakan.
Adapun kopsyah dan BMT, masih berkutat pada perdebatan konsep maal. Padahal perbedaannya hanya sedikit. Lebihnya banyak kesamaannya. Tapi mempersatukan keduanya dalam satu gerakan koperasi sekunder terasa amat berat.
Dibalik semua keruwetan untuk mempersatukan gerakan ekonomi syariah untuk mensejahterakan ummat di level grassroot ini, ada sebuah ikhtiar dari Jurusan Perbankan Syariah IAIN Pontianak yang secara perlahan tapi pasti mensinergikan beberapa pengurus BMT dan Kopsyah.
Jurusan Perbankan Syariah IAIN Pontianak punya ikhtiar untuk memperkuat sumber daya manusia BMT dan Kopsyah. Sebuah langkah yang tepat untuk memajukan lembaga ekonomi ummat ini. Karena kunci keberhasilan BMT dan Kopsyah ada pada SDM pengelolanya. Satu sisi ada banyak SDM ekonomi syariah yang melimpah. Di sisi lain BMT dan Kopsyah kekurangan insan-insan penggerak ekonomi syariah.
Gap antara SDM ekonomi syariah yang melimpah di IAIN Pontianak dengan kekurangan SDM ekonomi syariah di beberapa BMT dan Kopsyah mulai dijembatani. Kegiatan praktik pengalaman lapangan merupakan langkah awal untuk mempertemukan dua kutup yang terpisah ini.
Lembaga kami, Kopsyah Mitra Masyarakat merasakan betul dampak positif dari pengiriman mahasiswa PPL ke tempat kami. Pertumbuhan aset, anggota hingga penataan dari sisi manajemen pelayanan mulai kami rasakan. Pengurus kopsyah seolah mendapatkan pasokan "energi" baru dalam mengarungi pasar lembaga keuangan yang makin kompetitif.
Tidak hanya berhenti disitu, kesinambungan antara SDM ekonomi syariah dengan pertumbuhan BMT dan kopsyah harus tetap berjalan. Tidak hanya menunggu kegiatan PPL yang hanya dilaksanakan sekali dalam setahun. Keberlanjutan ikhtiar untuk memajukan lembaga keuangan mikro syariah yang maju dan kuat mesti kita pelihara dengan terus bersinergi. Bersinergi dengan insan-insan yang punya komitmen dan tekad yang kuat memajukan ekonomi ummat. Mari bersinergi agar kita punya banyak energi.