MENABUNG - INSPIRASI SYARIAH

Sabtu, 27 Oktober 2018

MENABUNG

Suatu hari ada seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah Hidayatus Shibyan berdiri mematung di depan musholla. Sepertinya dia sedang menunggu saya. "Pak, saya ingin menabung, tapi tak saya tak punya uang." Ujarnya. 

Hari itu saya memang baru saja selesai melakukan pelayanan siswa menabung di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatus Shibyan. Siswa siswi mulai dari kelas 4 sampai kelas 6 di arahkan oleh kepala sekolahnya untuk menjadi anggota produk Tabungan Masa Depan Siswa (TAMASA) Kopsyah Mitra Masyarakat. 
Kegiatan pelayanan siswa menabung di MI Hisayatus Shibyan

Tujuan nya tidak lain adalah membiasakan para siswa-siswi di MI menabung sejak dini. Anak-anak diarahkan agar memiliki kebiasaan dalam merencanakan keuangan. Uang jajan yang diberikan oleh para orang tua dipakai sekedarnya. Selebihnya ditabung agar kelak anak-anak bisa belajar mandiri. 

Untuk anak sekolah, kebiasaan menabung setidaknya memiliki dua manafaat. Pertama, Menabung memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan yang bernilai besar dan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi hanya dalam waktu singkat. 

Belajar menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung. 6 bulan kemudian baru bisa diambil. Tepatnya ketika sudah selesai ujian semester, atau ketika kenaikan kelas. Agar para orang tua tidak terbebani dengan keinginan dan kebutuhan sang anak. 

Manfaat kedua, menabung sebagai persiapan menghadapi masa-masa sulit yang tidak terduga. Jika tidak punya uang untuk membeli seragam sekolah, sepatu, kopiah, dan baju baru tinggal diambilkan dari tabungan nya. Atau jika anaknya ingin beli sepeda baru, para orang tua tidak terlalu terbebani. Tinggal diambilkan dari tabungan anaknya.

Para guru dan orang tua banyak yang setuju dengan kegiatan pelayanan siswa menabung ini. Buktinya, formulir yang kami berikan 80 % dikembalikan dengan buka account Tabungan TAMASA. Sekitar 20 % nya tidak ada kabar. Alias mereka tidak merespon apakah menjadi anggota atau tidak? 

Penyebab mereka tidak membuka tabungan TAMASA adalah mereka tidak punya uang untuk menabung. Uang jajan pas pasan. Seperti yang dialami oleh siswa tadi. Keinginan untuk menabung besar, tapi uang jajan dari orang tua hanya seribu sehari. Hanya cukup untuk membeli es potong. 

Maka saya memberinya solusi agar semangat menabungnya tidak pudar. Pertama, saya tanyakan hobinya apa? Kontan dia jawab Mancing. Baiklah kalau memang kamu suka mancing ikan, tolong hasil pancingan ikannya kamu jual ke saya. Nanti saya beli hasil pancingannya. Dia mengangguk tanpa mematok harga per ikan hasil tangkapannnya. 

Alhasil, dua hari kemudian. Siswa tersebut datang ke rumah dengan mambawa uang 15 ribu rupiah. Dia bercerita, bahwa pada hari itu dia berhasil memancing tiga ekor ikan lele dan 2 ekor ikan gabus. Ikan lele dan gabus itu dibeli oleh tetangganya seharga 15 ribu yang kebetulan sedang membutuhkan asupan albumen untuk isterinya yang baru melahirkan. Dan uangnya  dia tabung di Kopsyah. 

Kini anak tersebut sudah menjadi anggota dengan nomor 2011-2-254. Setiap hari sabtu dan minggu dia menabung. Rata-rata setoran tabungan nya 15 ribu.. Alhamdulillah. 

*) Abdul Hamid


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus