Oleh : Abdul Hamid
Skripsi |
Saya baru membaca hasil studi mahasiswa Perbankan syariah IAIN Pontianak yang meneliti tentang Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Menabung Siswa SMA Hisada di Kopsyah Mitra Masyarakat. Dua minggu yang lalu skripsi itu diserahkan oleh penelitinya ke Nurima, Manajer Kopsyah Mitra Masyarakat. Baru sempat saya baca. Itu karena hari ini saya lagi demam. Tidak bisa kemana-mana. Jadi, daripada manyun dirumah saya bawa baca tulisan.
Hasil penelitian nya menarik. Pertama; Bahwa Faktor pendapatan sangat mempengaruhi siswa menabung. Karena pendapatan setiap orang tua siswa berbeda-beda. Walaupun siswa yang tidak rutin menabung mendapatkan hasil tabungan yang lebih besar. Sekali lagi, karena jumlah nominal menabungnya besar. Meskipun tidak serutin teman-temannya. Yang Kedua; Bahwa tingkat Preferensi Menabung siswa di SMA Hisada didasari atas kepercayaan mereka kepada gurunya. Pak Mustawi. Yang juga sebagai bendahara pengurus di Kopsyah Mitra Masyarakat. Yang paling disiplin kalau soal keuangan. Yang paling disiplin di sekolah dalam waktu belajar mengajar. Disiplin dalam segala hal. Tidak mudah mendapatkan sosok yang serba disiplin dalam segala hal.
Ternyata perilaku kepribadian seseorang itu mendatangkan kepercayaan. Tingkat preferensi menabungnya dipengaruhi oleh faktor lain. Bukan dari faktor internal produk itu tapi oleh Faktor eksternal dari produk yang ditawarkan. Hasil ini mematahkan pendapat Ahli Marketing, Philip Kotler yang melegenda itu.
Yang pendapatnya banyak dikutip oleh dosen dan mahasiswa. Bukunya menjadi buku bacaan wajib bagi yang mengambil ilmu markteting. Itu karena para dosen dilingkungan perguruan tinggi agama islam belum banyak yang mampu menterjemahkan perilaku nabi dan para sahabatnya dalam urusan dagang. Sehingga belajar marketingnya harus ke orang bule. Yang kalau istinja' saja mereka belum tentu tahu. Tapi, ya sudahlah. Semoga fenomena ini melahirkan para pakar pemasaran syariah kedepannya.
Kita lanjutin saja pada hasil studi Ria Lestari. Mahasiswi asal Sambas itu. Yang ketiga hasil dari studi tersebut adalah Faktor aksebilitas yang jauh, tidak menjadi alasan bagi siswa karena tabungan mereka dilayani disekolahnya. Pun mereka para siswa tidak ada yang tahu kantor Kopsyah Mitra Masyarakat. Karena siswa sudah terlanjur percaya sama Pak Mustawi. Tidak pernah ditanyai oleh siswa, Apakah koperasi syariah nya sudah berbadan hukum apa belum? Sudah punya NIK Koperasi apa belum? Sudah rutin melaksanakan RAT apa tidak?
Mereka percaya saja pada Pak Mustawi. Toh, sudah bertahun-tahun pelayanan menabung di sekolah ini dilakukan. Belum pernah ada kasus, siswa tidak bisa mengambil tabungannya. Seperti yang biasa terjadi di beberapa sekolah dan BMT. Bagi mereka, cukup tahu Pak Mustawi.
Kepercayaan seperti ini bagus, tapi tidak boleh dibiarkan terus menerus. Koperasi syariah juga harus membangun sistem. Tidak boleh bergantung dengan satu figur. Sebab umur manusia makin menua, dan regenerasi perlu dilakukan. Semoga Mustawi tidak lelah dan bosan. Tidak jenuh. Sebab sudah 4 tahun berjalan mengabdikan diri di Kopsyah. Tanpa gaji. Tanpa uang transport. Totalitasnya tidak diragukan. Mulai sejak pendirian hingga sekarang. Selalu melayani.
Terpikir untuk membuka kantor pelayanan di daerah Kebangkitan Nasional. Untuk mengurangi beban tugas Mustawi. Tapi Kopsyah masih terbentur dengan dana operasional. Harus sewa Ruko, atau minimal kios. Dan itu tidak bisa dilakukan tahun ini. Itulah sebabnya semua masih ditangani oleh pengurus.
Pengurus yang baik, memang harus menjadi orang yang amanah. Juga harus Tabligh. Dan Tabligh dalam keuangan itu perlu dikuatkan dengan suatu perangkat yang disebut dengan teamwork. Kerja sama. agar terjadi Sustainability (Keberlangsungan kopsyah itu sendiri). Jadi tabligh itu tidak diterjemahkan seperti tabligh nya jamaah Tabligh yang dakwahnya gedor pintu ke pintu. Itu baik. Tapi akan lebih baik kalau ada perangkatnya. Akan baik pula jika tidak terus menerus bergantung dengan Mustawi. Semoga dia bersabar. Sampai datang pertolongan Allah yang tidak kita duga-duga.
[Abdul Hamid ]