Kelapa Madani - INSPIRASI SYARIAH

Minggu, 31 Januari 2021

Kelapa Madani

Oleh : Abdul Hamid

Meskipun bukan daerah pesisir, Tanaman kelapa masih dapat tumbuh dengan baik di Kampung Madani. Diatas lahan gambut itu, daun kelapa melambai- lambai. Seperti ditepian pantai. Menambah keindahan pesona kampung Madani di sore hari. 

Dikampung ini, Tanaman kelapa memang banyak ditanam di pekarangan rumah. Hampir disetiap rumah warga terdapat pohon kelapa. Itu karena dahulu dimasa masa awal relokasi,  masyarakat kampung Madani diberikan bantuan bibit pohon kelapa oleh Pemerintah. Bibit itu ditanam dan dirawat dengan baik oleh warga.

Pohon seribu manfaat itu kini pandai berbalas budi. Memiliki nilai ekonomi dan manfaat  ekologi hingga kesehatan. Mulai dari akar hingga daunnya. Akarnya memiliki nilai seni arsitektur tinggi jika dimanfaatkan. Batangnya dijadikan jembatan untuk menyebranngi parit parit kecil di lahan-lahan warga. Kuat, tidak mudah patah meskipun terkena air hujan dan panas. Tempurungnya jadi bahan pembarakan. Dibeberapa warung yang menyediakan mesin parut kelapa, Tempurung dikumpulkan dalam karung Kemudian dijual kepada pengepul. 

Daun kelapa dimanfaatkan sebagai sapu lidi. Pada bulan tertentu, atau jika sedang ada hajatan, daun kelapa muda dijadikan ketupat. Ketupat memang masih lekat dalam setiap tradisi orang Madura. 

Adapun buah kelapa adalah bagian yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi. Mulai dari dagingnya hingga air nya. Yang paling sering kita jumpai, daging kelapa yang sudah tua diparut dijadikan santan. 

Meskipun sudah banyak santan kemasan beredar dipasaran, masyarakat di kampung Madani masih menggunakan santan segar. Santan yang dihasilkan langsung dari hasil perasan parutan kelapa. Katanya, rasanya lebih enak dan lebih segar ketimbang santan kemasan yang biasa dijual ditoko. Orang-orang dikampung tidak semuanya suka dengan hal-hal yang instan. Sepanjang masih ada buah kelapa tua, mereka rela memarut sendiri. 

Apalagi sekarang sudah ada mesin parut kelapa listrik. Harganya hanya sekitar 200-an ribu. Banyak dijual ditoko elektronik. Mesin parut kelapa listrik bisa dibeli dengan mudah. Daya listriknya pun tergolong rendah. Orang-orang tak perlu lagi antrii ke warung penggilingan. 

Tapi tantangan nya bukan disitu. Tantangan utamanya adalah dimesin pengupas sabut dan batok kelapanya. Belum ada mesin yang dibuat untuk skala rumah tangga. Mesin pengupas sabut dan batok kelapa baru dibuat untuk skala pabrik besar. Orang-orang harus mengupas sabut dan batok kelapa dengan cara tradisional. Pakai tenaga dan keterampilan alami. Dengan cara ini, Entah sampai kapan tradisi memarut kelapa ini bisa bertahan? Sedangkan santan kelapa instan sudah didepan mata. 

Santan kelapa instan sebetulnya tidak menjadi persoalan. Sepanjang santan instan tersebut sehat dan halal di konsumsi dan yang tak kalah penting juga buatan dalam negeri. Bukan dari hasil impor, yang kita tidak tahu kehalalan nya. Dipasaran, santan kelapa instan masih didominasi oleh produk dalam negeri. 

Komoditas kelapa saat ini tetap jadi unggulan. Menurut data Jenderal perkebunan Kementerian Pertanian, pada tahun 2017 Produksi kelapa nasional tercatat berjumlah 2, 87 juta ton. Potensi ekonomi nya 50,2 triliun. Nilai transaksi kelapa yang tinggi menempatkan komoditas ini di urutan ke lima sebagai komoditas dengan nilai produksi terbesar setelah kelapa sawit, karet, kakao dan tebu. Nilai produksi kelapa bahkan melampui komoditas kopi. Meskipun warung kopi menjamur dimana-mana. Jumlahnya melebihi rumah makan. Namun, tidak semua orang ternyata suka minum kopi. 

Dikalimantan barat saat ini tercatat lebih kurang 100 ribu hektar perkebunan kelapa. Kabupaten Kubu Raya masuk dalam wilayah sentra kelapa, diikuti oleh Mempawah, Kayong Utara dan Sambas. Dunia internasional melirik potensi eknomi ini. 

Kita yang tinggal di Kalbar sering mendengar berita bahwa banyak investor yang mencari lahan untuk pabrik pengolahan kelapa. Ada beberapa negara yang mengincar. Korea dan Thailand bahkan pernah menjajaki investasi ini. 

Kalimantan Barat masuk dalam provinsi primadona, itu karena nilai ekspor kelapa parut kering Kalbar pada tahun 2018 mencapai 121, 8 miliar. Yang membuat kita semua tercengang bukan nilai ekspornya,  Tapi tujuan negara ekpornya. Ada 48 negara tujuan ekspor kelapa parut kering. Itu baru kelapa parut kering. Kita belum bicara sabut, arang aktif dari tempurung kelapa, dan air kelapanya. 

Air kelapa muda kampung Madani rasanya manis. Tidak kalah manis dengan air kelapa yang tumbuh di pesisir. Meskipun tumbuh dilahan gambut yang tingkat keasaman nya cukup tinggi, Air kelapa muda yang tumbuh dilahan gambut tak jauh berbeda dengan yang tumbuh di tanah pesisir pantai. 



Dikampung Madani, air kelapa kelapa muda punya nilai ekonomi. Seperti halnya kebanyakan air kelapa muda pada umumnya. Dimanfaatkan untuk jadi es kelapa. Harganya relatif murah. Hanya lima ribu per buah. 

Adapun air kelapa tua dibuang begitu saja. Belum ada pengepul atau pembeli yang memanfaatkan air kelapa tua. Padahal air kelapa tua nilai ekonominya juga tinggi. Diolah menjadi kecap manis misalnya, seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK di Sulawesi Utara. Disana, di desa Liwutung air kelapa tua diolah menjadi kecap manis. Kreativitas ibu-ibu PKK dalam mengolah air kelapa tua di support dengan dana desa oleh pemerintah desa setempat. Sehingga ibu-ibu PKK punya penghasilan tambahan. Mengolah air kelapa menjadi kecap manis yang bernilai ekonomis. Memang seperti tidak lazim, tapi itulah kreativitas dalam ekonomi. 

Kita dulu juga tidak mengenal nata decoco. Produk olahan dari air kelapa tua yang kini digemari banyak orang. Minuman nata de coco sudah banyak dijual dalam bentuk kemasan. Ada yang produksi pabrik besar, ada yang skala industri rumah tangga. Saat lebaran, nata de coco banyak diburu oleh orang untuk dijadikan sajian minuman lebaran. 

Pohon kelapa, memang pohon sejuta manfaat. Mirip dengan pohon kurma, yang dari akar sampai daunnya punya nilai manfaat ekonomi tinggi. Juga sama sama punya nilai “religius” dalam khazanah tradisi islam. 

Jika dimasa Rasulullah, pelepah kurma dijadikan simbolik dengan dilambai-lambaikan sebagai tanda penghormatan kepada tamu agung. Maka pelepah pohon kelapa di Indonesia juga dijadikan sebagai tanda penghormatan dalam setiap tradisi. Dibuat janur saat mantenan, atau dijadikan ketupat saat ada hajatan. 

Yang menarik belakangan ini adalah air kelapa sebagai “pengganti” buah kurma. Karena di Indonesia bukan tempat yang baik untuk tumbuh pohon kurma, maka sebagai tradisi berbuka puasa untuk memenuhi nutrisi tubuh dipilihlah air kelapa. Kebanyakan orang di kampung Madani bahkan orang kampung di Indonesia pada umumnya memang menjadikan air kelapa sebagai minuman berbuka. Jauh sebelum PT Kalbe Farma mengeluarkan produk HYDRO. Produk air kelapa yang dikemas tanpa bahan pewarna dan pemanis buatan.  


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus