Potensi Ekonomi Tanaman Empon-Empon - INSPIRASI SYARIAH

Rabu, 03 Februari 2021

Potensi Ekonomi Tanaman Empon-Empon

 

Oleh : Abdul Hamid*)

Tiba-tiba tanaman empon-empon menjadi viral. Banyak diperbincangkan di media sosial. Mengalahkan cuitan dokter Reisa Broto Asmoro. Dokter cantik yang terpilih sebagai Runner Up I Puteri Indonesia Lingkungan 2010 itu. Yang juga terkenal sebagai host acara Dr. OZ Indonesia Trans TV.   

Di media sosial instagram dan twitter tagar empon-empon terus diperbincangkan. Itu karena khasiat empon-empon dipercaya dapat menangkal virus corona atau yang sekarang dikenal dengan palabelan nya Coronavirus disease 2019 disingkat menjadi covid-19. 

Sampai saat ini memang masih belum ditemukan obat apa yang tepat untuk membunuh virus covid-19? Para medis diseluruh penjuru dunia sudah bersusah payah melakukan penelitian, namun belum ditemukan obat yang tepat untuk seseorang yang terkena Covid-19. Maka para medis menyarankan agar masyarakat meningkatkan imunitas tubuh. Karena apabila imunitas tubuh seseorang itu baik, Maka dengan sendirinya virus itu mati. 

Mayarakat Indonesia pun berlomba-lomba mencari jalan agar imunitas tubuh mereka baik. Ditemukanlah empon-empon yang memang sudah terbukti khasiatnya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Dari dulu, ramuan empon- empon sudah dekat dengan lidah orang Indonesia.  

Presiden Jokowi setiap hari minum empon-empon, jauh sebelum virus itu datang ke Indonesia. Jika pada bulan sebelumnya Presiden Jokowi minum satu kali sehari, kali ini sejak covid-19 Ia minum tiga kali sehari. Bahkan, para tamu-tamu yang berkunjung ke istana negara disuguhi minuman empon-empon. 



Empon-empon adalah minuman sejenis jamu yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, kencur dan tanaman rempah lainnya. Tanaman rempah ini mudah tumbuh dimana saja, termasuk dilahan gambut. Dilahan gambut, tanaman empon-empon malah lebih subur karena tanahnya gembur. 

Dikampung Madani tanaman empon-empon cukup melimpah. Meskipun melimpah, tapi tanaman ini kurang dirawat dengan baik oleh warga, karena nilai ekonomi nya yang rendah. Dibiarkan tumbuh begitu saja dipekarangan tanpa perawatan.  

Dulu, tanaman jahe putih dan jahe merah sempat menjadi primadona. Banyak orang menanam. Tapi itu tidak bertahan lama, harganya terus makin menyusut seiring dengan makin banyaknya petani jahe. Tanaman jahe melimpah. Tak ada pabrik yang bisa menampung hasil pertanian jahe. 

Konsumsi orang terhadap jahe hanya untuk kebutuhan rempah dapur saja, tak ada industri jamu yang membeli. Jahe dari kampung Madani juga kalah saing, afkir karena ukuran nya yang relatif kecil. Tidak masuk dalam skala ukuran kebutuhan pabrik jamu di Jawa.  Akhirnya tanaman ini dibeli dengan harga murah oleh tengkulak. 

Petani jahe malas untuk tanam jahe lagi. Harganya tidak sebanding. Banyak petani di kampung Madani yang beralih ke tanaman perkebunan sawit. Tanaman jahe, kunyit, kencur, lengkuas, temulawak ditanam sekedarnya saja. Hanya untuk keperluan rumah tangga mereka saja. 

Begitu ada covid-19, harga tanaman empon-empon melambung tinggi. Tiga kali lipat dari harga biasanya dipasaran. Bahkan untuk harga jahe merah mencapai 60.000 per kilonya. Tidak ada istilah afkir lagi. Meskipun ukuran nya kecil-kecil tetap saja laku. Petani yang masih menanam empon-empon dipekarangan rumahnya menuai hasil karena harganya yang tinggi. 

Para petani kembali bergairah untuk menanam tanaman empon-empon. Permintaan yang cukup tinggi terhadap tanaman herbal ini memiliki potensi ekonomi yang bagus dimasa pandemi seperti sekarang ini. Bahkan untuk beberapa tahun kedepan. Selama belum ditemukan obat kimia untuk membunuh virus korona. 

Viralnya tanaman empon-empon hendaknya dimanfaatkan sebagai peluang oleh masyarakat Indonesia agar tanaman ini bisa dikenal secara luas, bahkan mendunia. Pandemi ini menjadi momentum bagi para petani tanaman rempah untuk meningkatkan produksinya. Rasanya tidak sulit, karena Kabupaten Kubu Raya memang masuk dalam wilayah penghasil rempah. Desa Sungai Asam, desa tetatangga kampung Madani memang sudah terkenal dengan lumbung Jahe di Kubu Raya. 

Kita berharap, pemerintah mampu membantu para petani empon-empon untuk memasarkan hasil pertaniannya. Menghubungkan mereka dengan pabrik-pabrik jamu, atau dengan para eskportir empon empon. Tentunya disamping membantu pemasaran, pemerintah juga bisa memberikan penyuluhan kepada para petani empon-empon agar produksi pertanian mereka bisa bersaing dipasar nasional dan internasional. Semoga. 

Kampung Madani, 20 Maret 2020


*) Abdul Hamid : Ketua Pengurus Kopsyah Mitra Masyarakat. 


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Berkomentar sesuai dengan topik, gunakan Name dan URL jika ingin meninggalkan jejak, link hidup dalam komentar dilarang, melanggar kami hapus