Ambulan yang kami naiki adalah ambulan jenis infeksius yang sempat jadi perbincangan itu. Bantuan dari Pemprov Kalbar kepada Pemerintah Kota Pontianak. Fasilitasnya lengkap, kendaraan nya bagus. Lebar dan panjang. Nyaman sekali, meskipun dijalan berlubang nyaris tidak ada goncangan.
Selama perjalanan dari Rumah Sakit Kota menuju RSUD Sudarso, aku terus menyemangati istri. Agar mentalnya tidak down. Aku minta pendapat istri, apakah perlu menghubungi orang tuanya kalau kami dirujuk ke RSUD Sudarso? Istriku bilang jangan. Nanti malah membebani pikiran mereka dan bikin repot. Mereka sawan kalau dengar kata Covid. Apalagi kalau mereka dengar kita ke Sudarso. RSUD Sudarso dimata sebagian orang adalah rumah sakit yang "menakutkan". Wabil khusus bagi mereka yang tak percaya Covid.
Sepanjang perjalanan banyak sekali pesan WhatsApp masuk. Doa dari para sahabat. Tak ada perasaan tegang dan panik. Kami bawa rileks saja. Karena kunci menghadapi Covid adalah ketenangan. Ketenangan adalah separuh dari obat.
Ini bukan yang pertama kali kami naik mobil ambulan. Aku sudah tiga kali naik ambulan ke rumah sakit. Terakhir kalinya tahun 2018, saat aku jatuh dari atap genteng rumah. Istriku yang menemani dalam ambulan dari Puskesmas Ambawang Ke RSUD Sudarso.
Sekitar 20 menit kami sampai ke Sudarso. Perawat dan satpam memakai APD lengkap, sigap menerima kedatangan kami. Istriku dibawa ke bangunan gedung RSUD paling belakang untuk dilakukan screning terlebih dahulu, Kurang lebih 2 jam lamanya sebelum diambil tindakan operasi.
Saat istriku sudah masuk ruang operasi, aku baru menelpon ibuku dan kirim pesan WhatsApp ke mertuaku. Mertuaku menelpon balik, agar istriku dikeluarkan dari Sudarso. Khawatir di-"covidkan" dan pelayanan nya tak maksimal. Aku menjawab, "Iya". Nanti saya keluarkan. Maksudya, dikeluarkan dari ruangan operasi kalau dah selesai.
Tak lama berselang, adik ipar dan mama mertuaku datang. Mereka menunggu diparkiran. Aku menjumpai mereka kalau operasi cesar sedang berlangsung. Beberapa menit kemudian, dokter memanggil kami. Operasi cesar sudah selesai, anak dan istriku sehat. Alhamdulillah,.
Aku mengumandangkan adzan. Kemudian mengambil foto. Sekitar 5 menit lamanya kami bersama perempuan mungil itu. Setelah itu, Perawat membawa bayi kami keruangan perinatal. Sementara ibunya dibawa kedalam ruangan Isolasi VK Covid.
Pasien yang positif Covid tidak bisa ditunggu. Segala keperluan mereka diurus oleh perawat dan tim dokter. Aku dan istri berkomunikasi via WhatsApp. Kata istriku, perawat nya ramah-ramah. Banyak bergurau agar para pasien tidak stres memikirkan keluarga.
Sabtu [25/09] Pihak rumah sakit Sudarso menghubungiku, anakku sudah bisa dibawa pulang. Hasil tes nya negatif. Sementara istriku harus tetap menjalani isolasi. Menjalani dua pemulihan. Pemulihan pasca operasi dan covid-19 nya. [Bersambung]
Keterangan Foto : Anak kami yang ketiga. Foto diambil seusai operasi